Selasa, 23 Agustus 2016

KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TIDAK LANGSUNG

Ciri-ciri dan Contoh Kalimat Langsung dan Tak Langsung


Kalimat Langsung
Kalimat langung merupakan sebuah kalimat hasil kutipan langsung pembicaaraan seseorang
persis seperti apa yang dikatakannya.
Ciri- ciri kalimat langsung:
1. Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
2. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
3. Berkemungkinan susunan :
a. pengiring/kutipan
b. kutipan/pengiring
c. kutipan/pengiring/kutipan
4. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
5. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7.  Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaandiberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik
dua (:) di depan kalimat langsung.

Contoh :
1. Ibu menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Ayah!” (pengiring/kutipan).
2.  “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencuri yang baru saja
tertangkap. (kutipan/pengiring).
3.  “Siapakah biang keladi bom Bali itu?” tanya wartawan kepada Kadispen Polri. (kutipan/pengiring). 
4. “Kak, kau dipanggil Bapak” kata Lilis, “ disuruh makan.” (kutipan/pengiring/kutipan).
Kalimat tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang memberitahukan hasil kutipan dalam bentuk kalimat berita.
Kalimat tak langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.
Ciri- ciri kalimat tak langsung:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
a. Ibu menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantor ayah.
b. Polisi menggertak tiga orang pencuri yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
c. Wartawan bertanya kepada Kadispen Polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom Bali itu.
d. Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ayah untuk makan

Menulis Pesan Singkat
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/B.Indonesia/Menulis.Pesan.Singkat/images/line_title.png
Pengertian Pesan Singkat
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/B.Indonesia/Menulis.Pesan.Singkat/images/hal_8.jpgDalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari, kita sering memiliki keterbatasan waktu dan ruang. Untuk itu diperlukan media komunikasi yang efektif, cepat, dan murah. Pesan yang ingin kita sampaikan dalam komunikasi tersebut bisa secara langsung bisa pula melalui media komunikasi. Media komunikasi yang kita kenal dewasa ini di antaranya media tulis menulis yang menggunakan kertas dan media elektronik.
Tidak terbayang sebelumnya bahwa kini kita dapat mengirimkan pesan melalui media komunikasi elektronik seperti handphone. Sebelumnya kita mengirim pesan melalui radio panggal atau biasa disebut penyeranta (paging).
Teknologi semakin maju, kini kita pun bisa mengirim tidak hanya pesan teks, tetapi juga pesan gambar, foto, bahkan video dan lebih canggih lagi dilengkapi dengan suara. Kesemuanya itu untuk kemudahan komunikasi antarmanusia.
Jauh sebelum itu sudah ada telegram sebagai alat penyampai pesan singkat secara cepat. Kesemuanya itu kita gunakan bila tempat antara pengirim dan penerima berjauhan. Bisa berbeda antarkota ataupun antarnegara. Bila dalam satu daerah ataupun gedung dan ruang kita bisa menggunakan memo atau memorandum.
SMS, telegram, ataupun memo kita kirimkan bila kita tidak bersemuka dengan orang yang akan kita kirimkan pesan. Pesan singkat adalah pesan yang disampaikan secara singkat dengan mengutamakan hal-hal pokok saja. Dalam pesan singkat hanya hal-hal yang penting saja yang disampaikan. Langsung kepada permasalahan berbeda dengan surat harus ada pendahuluan, isi, dan penutup.
Macam-macam pesan singkat
Macam-macam pesan singkat yaitu:
1.    memo
2.    Short Message Service (SMS)
3.    Telegram
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/B.Indonesia/Menulis.Pesan.Singkat/images/hal_2b.jpg
Memo atau memorandum adalah pesan singkat yang disampaikan secara tertulis oleh seseorang untuk orang lain yang sedang tidak berada di tempat.


http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/B.Indonesia/Menulis.Pesan.Singkat/images/hal_7.jpg

Short Message Service (SMS)
adalah pesan singkat yang disampaikan melalui perangkat telepon selular. Sedangkan telegram adalah pesan singkat yang dikirimkan melalui alat yang dinamakan telegraf. Sekarang telegram sudah hampir tidak digunakan lagi.
Penggunaan pesan singkat melalui layanan SMS dewasa ini berkembang pesat. Berbagai operator selular banyak yang memberikan berbagai kemudahan tentunya dengan tarif yang bersaing.Begitu pula kini SMS banyak disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak benar.
KALIMAT YANG BAIK TEPAT DAN SANTUN
Indikator
1. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat dilihat dari kaidah bahasa, nalar, dan ketersampaian pesan .
2. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat.
3. Menggunakan kalimat yang komunikatif, cermat, dan santun dalam pembicaraan
Tujuan pembelajaran pada pertemuan ke 1
1. Menjelaskan kalimat yang baik, tepat, dan santun.
2. Memilih kata dan bentukan kata yang baik dan efektif dalam berbicara.
3. Menyebutkan syarat kalimat yang baik .
4. Membuat kalimat yang baik .
5. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat.
6. Menyebutkan penyebab ketidakcermatan kalimat.
7. Membenarkan kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat sehingga menjadi kalimat yang baik.

A. Pilihan kata dan bentukan kata dalam berbicara
Kalimat yang baik dan tepat adalah kalimat efektif .Kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara cermat sesuai kaidah gramatikal bahasa dan mudah dicerna. Disamping cermat kalimatnya juga komunikatif artinya pengungkapannya sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan,tidak salah nalar, serta logis. Ada kalimat yang secara gramatikal sudah memenuhi syarat, namun sulit diterima oleh akal, ada juga yang secara gramatikal tak sesuai, namun sudah dapat dipahami . Kalimat juga harus mengandung pengertian yang jelas agar penyimak atau pembaca dapat memahaminya dengan baik.
Syarat kalimat yang baik adalah
1. Sesuai kaidah gramatikal bahasa Indonesia.
2. Penalarannya logis.
3. Maksudnya jelas,tidak mengandung pengertian ganda.
Perhatikan contoh kalimat berikut
a. Yanti menulis surat lamaran pekerjaan.
b. Siswa SMK itu makan daun-daunan.
c. Pada grafik di atas memperlihatkan bahwa lebih banyak siswa SMK yang mendapatkan pekerjaan daripada menganggur.
d. Surat lamaran pekerjaan yang sudah diterima agar segera dibuatkan surat balasannya.
B. KALIMAT YANG KOMUNIKATIF TETAPI TIDAK CERMAT
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :
1.   Ketidaklengkapan unsur-unsurnya.
Sebuah kalimat akan mudah dipahami jika unsur – unsur pembangunnya lengkap dan mewakili makna yang ingin disampaikan .
Perhatikan contoh dibawah ini :
- Di ruang kelas itu, beberapa siswa sedang mengerjakan tugas pelajaran bahasa Indonesia .
Bandingkan dengan kalimat berikut :
- Warga Meruya Selatan menghajar penyusup pertemuan warga dengan komisi II DPR. (Kalimat ini terasa kurang lengkap karena tidak ada predikat setelah kata penyusup,lebih jelas lagi jika kalimatnya : Warga Meruya Selatan menghajar penyusup yang masuk ke pertemuan warga dengan komisi II DPR)
2. Ketidaktepatan penempatan unsur – unsurnya.
Penggunaan unsur yang tidak tepat dan sesuai dengan kedudukannya membuat kalimat sulit dicerna dan dipahami .
Perhatikan contoh dibawah ini :
a. Malaysia sebelum mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang peristilahan telah mempunyai aturan sendiri,seperti yang telah digariskan oleh Universitas Malaysia. (kalimat diatas terganggu oleh penempatan klausa atau keterangan mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang peristilahan seharusnya ditempatkan sebelum subyek Malaysia.sehingga menjadi Sebelum mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang peristilahan , Malaysia telah mempunyai aturan sendiri,seperti yang telah digariskan oleh Universitas Malaysia).
b. Selanjutnya saya akan jelaskan pentingnya bahasa bagi manusia.
Jadi, kita harus lestarikan bahasa – bahasa daerah itu sebaik-baiknya .
Bandingkan dengan kalimat berikut :
Selanjutnya akan saya jelaskan pentingnya bahasa bagi manusia.
Jadi, harus kita lestarikan bahasa – bahasa daerah itu sebaik-baiknya .
(keterangan aspek seperti akan, belum, telah, masih, sedang dan sebagainya,tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subyek dan pokok kata kerjanya.

3. Penggunaan unsur – unsur kalimat yang berlebihan.
Ketidakefektifan sebuah kalimat dapat terjadi karena penggunaan unsur – unsur yang berlebihan . Unsur yang berlebihan bisa berupa pengulangan kata yang sama maknanya,dapat juga berupa penggunaan kata tugas yang tidak perlu.
a. Para hadirin saya persilakan duduk kembali. (Hadirin saya persilakan untuk duduk kembali)
b. Bagi mahasiswa yang belum melunasi uang kuliah harap segera menghubungi bagian pendidikan. (Mahasiswa yang belum melunasi uang kuliah harap segera menghubungi bagian pendidikan).
4. Pilhan katanya tidak tepat
1. Kita harus mendapatkan solusi yang terbaik daripada rapat ini .
2. Ramuan jamu ciptaannya meledak dipasaran.
3. Ia merasa paling pintar sendiri di tengah keluarganya.
Bandingkan dengan kalimat berikut :
Kita harus mendapatkan jalan keluar yang terbaik dalam rapat ini.
Ramuan jamu buatannya laku keras dipasaran.
Ia merasa paling pintar di antara anggota keluarganya .
PARAGRAF BERDASARKAN TUJUANNYA
1.    PARAGRAF NARASI
Paragraf Narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian itu. Dalam paragraf narasi kita akan menemukan tiga unsur utama sebagai bahannya. Pertama: adanya tokoh-tokoh; kedua: kejadian; dan ketiga: adanya latar atau ruang dan waktu.
Contoh;
Setibanya di puncak tangga, dengan sangat perlahan, ia berjalan ke tengah-tengah jembatan lalu menaiki pagar pengamannya. Sesaat perhatiannya tercuri oleh gelak tawa pemuda-pemudi yang sedang nongkrong. Akan tetapi, gelak tawa bukan lagi hal yang menyenangkan baginya. Mati, hanya kata itu yang kini punya arti.
2.    PARAGRAF DESKRIPSI
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Paragraf ini menggambarkan sesuatu hal dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Hal yang digambarkan bisa tentang keindahan alam, keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang.
Contoh:
Ketika itu saya berada dalam sebuah ruangan berukuran enam kali delapan meter. Dalam ruangan itu terdapat dua tempat tidur kecil dan satu kamar mandi. Tidak banyak benda dalam ruangan itu, hanya sebuah meja kecil dengan ukurannya yang indah dan dipasangkan dengan kursi yang tertata rapi. Saya ketika itu berada dalam kamar penginapan. Kamar yang berwarna biru muda memberikan rasa sejuk dalam udara pantai yang begitu panas.
3.    PARAGRAF EKSPOSISI
Paragaraf Eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
Contoh:
Sementara itu, Sri Hindaryati Dahana mengungkapkan, anggaran pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2012 tergolong besar, yaitu sebesar Rp 705,7 miliar atau sekitar 44,9 persen dari total APBD NAD yang mencapai Rp 1,57 triliun. Di pihak lain, ia menoroti kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar Rp 2,3 miliar.
4.    PARAGRAF ARGUMENTASI
Paragar Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Tujuannya, untuk menyakinkan pembaca sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan kita.
Contoh:
Kalau melihat persiapan yang efektif hanya enam bulan, memang sulit jika atlet Indonesia harus bisa mendulang mendali lebih banyak. Vietnam yang berambisi membuat sejarah menjadi juara umum di hadapan masyarakat sendiri, sudah melakukan persiapan hampir dua tahun. Pemerintah Vietnam menganggarkan dana mencapai miliaran agar mereka bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Keikutsertaan mereka pada Asia Games 2002 Busan tak lain sebagai ajang pemantauan prestasi Atlet setelah mendapat pembinaan sejak satu tahun sebelumnya. Oleh karena itu, wajar jika Vietnam sekarang mampu menjadi yang terbaik di ASEN. Adapun Thailand, persiapan mereka hampir satu tahun. Atlet Thailand yang selama ini dianggap sebagai kekuatan olahraga di ASEAN, tak berdaya menghadapi atlet Vietnam.
5.    PARAGRAF PERSUASI
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengimbau, membujuk, atau merayu pembaca, sehingga ia tergiur atau terpengaruh untuk mengikuti keinginan penulis.
Contoh:
Apa yang bisa kita lakukan dalam mengatasi kemiskinan? Banyak! Kita bisa mulai dari komunitas kita. Dsikusikan bagaimana kemiskinan telah merampas hak-hak kita untuk mendapat pendidikan, kesehatan yang layak, dan akses lainnya. Bangun solidaritas bersama, rancang aksi-aksi yang bisa dilakukan. Intinya adalah suarakan keinginan kita. Cari peluang dan media di mana suara kita dapat didengarkan oleh semua pihak bahwa kemiskinan harus dihentikan dan kita siap terlibat.

KARYA TULIS



PENULISAN KARYA ILMIAH DAN PENALARAN

1.    PENGERTIAN
Karya Ilmiah adalah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual. Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas. Objektivitas dan kelengkapan data merupakan sesuatu yang sangat penting
2.    CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a.    Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya, serta analisis yang objektif,
b.    pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif,
c.    ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas;
1.    menggunakan kalimat secara efektif
2.    menghindari kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda)
3.    menghindari penggunaan kata konotatif
3.    SISTEMATIKA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
Sistematika karya tulis sebagai berikut
a.    Halaman Judul
b.    Halaman Persembahan
c.    Halaman Pengesahan
d.   Kata Pengantar
e.    Abstrak
f.     Daftar Isi
g.    Pendahuluan
h.    Kerangka Teoritis
i.      Metode Penelitian
j.      Pembahasan
k.    Kesimpulan dan Rekomendasi
l.      Daftar Pustaka
a.    Halaman Judul
Judul merupakan nama yang diberikan untuk karya ilimah. Judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karya. Sering kali judul dirumuskan lebih dahulu sebelum karya itu dibuat. Namun demikian, dapat pula judul dirumuskan setelah karya selesai.
b.   Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Apabila penulis ingin memasukkan bagian ini, maka hal itu semata-mata berdasarkan pertimbangan penulis. Persembahan tersebut jarang melebihi satu halaman dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Misalnya, Dipersembahkan kepada Ibu dan Ayahanda tercinta......
c.    Halaman Pengesahan
Dalam karya ilmiah, selalu dicantumkan tim pembimbing. Nama dan kedudukan tim pembimbing tersebut ditempatkan dalam lembaran khusus, yang disebut halaman pengesahan.
d.   Kata Pengantar
Sebuah kata pengantar, hendaknya mengemukakan hal-hal berikut;
1.    Penjelasan dalam rangka apa penulis menyusun karangan itu, dan mengapa justru memilih bidang pembahasan itu.
2.    Pertanggungjawaban tentang cara karangan itu digarap secara umum.
3.    Suka duka penulis dalam mengumpulkan data atau pada waktu mengadakan penelitian.
4.    Harapan-harapan penulis tentang bermanfaatnya karangan itu, baik itu bagi pribadi, nusa bangsa, maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kata pengantar, dapat pula diungkapkan ucapan terima kasih dan apresiasi penulis kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian karangan ilmiah itu. Apabila tidak demikian, ucapan terima kasih dapat diungkapkan dalam lembar tersendiri.
e.    Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh isi karya ilmiah. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah esai yang utuh dan tidak dibatasi oleh subjudul. Tiap bagian isi laporan ditulis secara utuh namun ringkas masing-masing dalam paragraf tersendiri. Dengan demikian abstrak merupakan sebuah esai yang terdiri dari serangkaian paragraf yang secara keseluruhan mampu mengomunikasikan intisari dari suatu karya ilimiah.
f.     Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian dari sistematika isi karya ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dari isi karya yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal, sebelum Bab I, digunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya), sedngkan dari halaman pertama Bab I sampai halaman terakhir digunakan angka arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya).
g.    Pendahuluan
Bagian ini ditempatkan secara khusu dalam Bab I. Pendahuluan suatu karya ilmiah mencakup hal-hal berikut;
1.    Latar Belakang Masalah
2.    Identifikasi Masalah
3.    Pembatasan Masalah
4.    Perumusan Masalah
5.    Tujuan Pembahasan
6.    Kegunaan Pembahasan
h.   Kerangka Teoritis
Kerangaka teoritis ditempatkan dalam Bab II. Kerangka teoritis atau yang sering pula disebut telaah kepustakaan atau teori landasan, berisi uraian tentang hasil telaahan terhadap teori dan hasil-hasil penelitian yang sudah ada dan relevan dengan karya ilmiah itu. Suatu telaahan bisa berarti membandingkan, mengontraskan, atau meletakkan teori atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada itu ke dalam pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis.
Jadi, kerangka teoritis ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk memamerkan teori ataupun untuk menunjukkan penguasaan penulis tentang berbagai teori. Kerangka teoritis dimaksudkan untuk menampilkan alasan dan cara penggunaan teori-teori itu dalam karya ilmiahnya.
i.      Metode Penelitian
Setiap karya ilmiah mempunyai metode masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan karya ilmiah itu sendiri. Berdasarkan tujuannya itu, seorang penulis memilih metode yang tepat beserta teknik pengumpulan data yang relevan dengan msalah yang ia bahas.
Metode adalah prosedur atau tata cara yang mampuh dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara spesifik dalam memecahkan suatu masalah yang dijumpai dalam melaksanakan prosedur. Jadi, teknik merupakan bagian dari suatu metode, yang berarti pula suatu metode bisa terdiri dari beberapa teknik, misalnya teknik wawancara, teknik observasi, teknik angket, dan sebagainya.
Dalam struktur karya ilmiah, “Metode Penelitian” ditempatkan dalam Bab III.
j.     Pembahasan
Pengolahan data merupakan sorotan objektif penulis terhadap masalah yang diteliti atau yang dibahasnya. Tolok ukurnya dikembalikan kepada tujuan, teori, dan metode pengolahan data yang telah dirumuskan dalam bab sebelumnya.
Sekiranya diperlukan, analisis dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun uraian-uraian secara lebih singkat dan menarik. Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan disipulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang lebih sistematis, dan karenanya lebih enak dibaca, mudah dipahami, dan  lebih menarik daripada penyajian secara verbal.

k.   Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan rumusan singkat dan terpadu terhadap semua uraian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Karena sudah terjadi proses pemaknaan, maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman ataupun ringkasan. Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu dari dua cara berikut; dengan cara butir demi butir atau dengan cara esai padat.
Rekomendasi dapat ditujukan kepada pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, sekolah, dan kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
l.      Daftar Pustaka
Karya ilmiah menghendaki pencatuman keterangan atas sumber-sumber yang dikutipnya. Semuah kutipan harus dijelaskan mengenai sumber asalnya. Dengan menyebutkan sumbernya, sekurang-kurangnya penuls telah menyatakan utang budi dan memberikan penghargaan kita kepadanya. Namun deikian, apabila dalil atau pendapat itu sudah menjadi pengetahuan umum, penulis tidak perlu mencantumkannya.
Pencantuman sumber kutipan bisa dilakukan secara langsung pada bagian kutipan itu sendiri atau pada bagian akhir karya itu sebagai daftar pustaka.
Pustaka acuan (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagai karangan yang disertainya. Unsur-unsur pustaka acuan meliputi;
1.    Nama pengarang, yang dikutip secara terbalik
2.    Judul buku, termasuk judul tambahannya
3.    Data publikasi, yang meliputi penerbit, kota terbit, tahun terbit
4.    Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun penerbit.
Contoh:
Kosasih, Engkjos. 2003. Kopetensi Ketatabahasaan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
1)   Nama keluarga (Kosasih) ditulis lebih dulu, kemudian diikuti nama kecilnya (Engkos).
a.    Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak dibalik.
b.    Jika buku itu disusun oleh banyak orang, nama pengarang pertama yang dicatumkan dan setelahnya diberi keterangan dkk, yang artinya dan kawan-kawan.
c.    Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
d.   Jika buku itu merupakan editorial (bukan rampai), nama editor itu yang dipakai. Dibelakang nama editor diberi keterangan (ed), “editor”.
e.    Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
f.     Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan urut awal nama belakang pengarang.
2)   Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang.
3)   Jika pada tahun yang sama, pengarang itu menerbitkan dua buku dan kedua bukunya itu dijadikan daftar pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya 1990a, 1990b, dan seterusnya.
4)   Judul buku harus diberi garis bawah atau dicetak miring. Jika buku itu terjemahan, maka setelah judul buku diberi keterangan (terjemahan).
5)   Urutan data penerbit, didahului kota penerbit yang kemudian nama penerbit (Bandung: Yrama Widya).