Selasa, 23 Agustus 2016

KARYA TULIS



PENULISAN KARYA ILMIAH DAN PENALARAN

1.    PENGERTIAN
Karya Ilmiah adalah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual. Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas. Objektivitas dan kelengkapan data merupakan sesuatu yang sangat penting
2.    CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a.    Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya, serta analisis yang objektif,
b.    pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif,
c.    ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas;
1.    menggunakan kalimat secara efektif
2.    menghindari kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda)
3.    menghindari penggunaan kata konotatif
3.    SISTEMATIKA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
Sistematika karya tulis sebagai berikut
a.    Halaman Judul
b.    Halaman Persembahan
c.    Halaman Pengesahan
d.   Kata Pengantar
e.    Abstrak
f.     Daftar Isi
g.    Pendahuluan
h.    Kerangka Teoritis
i.      Metode Penelitian
j.      Pembahasan
k.    Kesimpulan dan Rekomendasi
l.      Daftar Pustaka
a.    Halaman Judul
Judul merupakan nama yang diberikan untuk karya ilimah. Judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karya. Sering kali judul dirumuskan lebih dahulu sebelum karya itu dibuat. Namun demikian, dapat pula judul dirumuskan setelah karya selesai.
b.   Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Apabila penulis ingin memasukkan bagian ini, maka hal itu semata-mata berdasarkan pertimbangan penulis. Persembahan tersebut jarang melebihi satu halaman dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Misalnya, Dipersembahkan kepada Ibu dan Ayahanda tercinta......
c.    Halaman Pengesahan
Dalam karya ilmiah, selalu dicantumkan tim pembimbing. Nama dan kedudukan tim pembimbing tersebut ditempatkan dalam lembaran khusus, yang disebut halaman pengesahan.
d.   Kata Pengantar
Sebuah kata pengantar, hendaknya mengemukakan hal-hal berikut;
1.    Penjelasan dalam rangka apa penulis menyusun karangan itu, dan mengapa justru memilih bidang pembahasan itu.
2.    Pertanggungjawaban tentang cara karangan itu digarap secara umum.
3.    Suka duka penulis dalam mengumpulkan data atau pada waktu mengadakan penelitian.
4.    Harapan-harapan penulis tentang bermanfaatnya karangan itu, baik itu bagi pribadi, nusa bangsa, maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kata pengantar, dapat pula diungkapkan ucapan terima kasih dan apresiasi penulis kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian karangan ilmiah itu. Apabila tidak demikian, ucapan terima kasih dapat diungkapkan dalam lembar tersendiri.
e.    Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh isi karya ilmiah. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah esai yang utuh dan tidak dibatasi oleh subjudul. Tiap bagian isi laporan ditulis secara utuh namun ringkas masing-masing dalam paragraf tersendiri. Dengan demikian abstrak merupakan sebuah esai yang terdiri dari serangkaian paragraf yang secara keseluruhan mampu mengomunikasikan intisari dari suatu karya ilimiah.
f.     Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian dari sistematika isi karya ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dari isi karya yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal, sebelum Bab I, digunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya), sedngkan dari halaman pertama Bab I sampai halaman terakhir digunakan angka arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya).
g.    Pendahuluan
Bagian ini ditempatkan secara khusu dalam Bab I. Pendahuluan suatu karya ilmiah mencakup hal-hal berikut;
1.    Latar Belakang Masalah
2.    Identifikasi Masalah
3.    Pembatasan Masalah
4.    Perumusan Masalah
5.    Tujuan Pembahasan
6.    Kegunaan Pembahasan
h.   Kerangka Teoritis
Kerangaka teoritis ditempatkan dalam Bab II. Kerangka teoritis atau yang sering pula disebut telaah kepustakaan atau teori landasan, berisi uraian tentang hasil telaahan terhadap teori dan hasil-hasil penelitian yang sudah ada dan relevan dengan karya ilmiah itu. Suatu telaahan bisa berarti membandingkan, mengontraskan, atau meletakkan teori atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada itu ke dalam pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis.
Jadi, kerangka teoritis ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk memamerkan teori ataupun untuk menunjukkan penguasaan penulis tentang berbagai teori. Kerangka teoritis dimaksudkan untuk menampilkan alasan dan cara penggunaan teori-teori itu dalam karya ilmiahnya.
i.      Metode Penelitian
Setiap karya ilmiah mempunyai metode masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan karya ilmiah itu sendiri. Berdasarkan tujuannya itu, seorang penulis memilih metode yang tepat beserta teknik pengumpulan data yang relevan dengan msalah yang ia bahas.
Metode adalah prosedur atau tata cara yang mampuh dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan teknik adalah cara spesifik dalam memecahkan suatu masalah yang dijumpai dalam melaksanakan prosedur. Jadi, teknik merupakan bagian dari suatu metode, yang berarti pula suatu metode bisa terdiri dari beberapa teknik, misalnya teknik wawancara, teknik observasi, teknik angket, dan sebagainya.
Dalam struktur karya ilmiah, “Metode Penelitian” ditempatkan dalam Bab III.
j.     Pembahasan
Pengolahan data merupakan sorotan objektif penulis terhadap masalah yang diteliti atau yang dibahasnya. Tolok ukurnya dikembalikan kepada tujuan, teori, dan metode pengolahan data yang telah dirumuskan dalam bab sebelumnya.
Sekiranya diperlukan, analisis dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun uraian-uraian secara lebih singkat dan menarik. Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan disipulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang lebih sistematis, dan karenanya lebih enak dibaca, mudah dipahami, dan  lebih menarik daripada penyajian secara verbal.

k.   Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan rumusan singkat dan terpadu terhadap semua uraian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Karena sudah terjadi proses pemaknaan, maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman ataupun ringkasan. Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu dari dua cara berikut; dengan cara butir demi butir atau dengan cara esai padat.
Rekomendasi dapat ditujukan kepada pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, sekolah, dan kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
l.      Daftar Pustaka
Karya ilmiah menghendaki pencatuman keterangan atas sumber-sumber yang dikutipnya. Semuah kutipan harus dijelaskan mengenai sumber asalnya. Dengan menyebutkan sumbernya, sekurang-kurangnya penuls telah menyatakan utang budi dan memberikan penghargaan kita kepadanya. Namun deikian, apabila dalil atau pendapat itu sudah menjadi pengetahuan umum, penulis tidak perlu mencantumkannya.
Pencantuman sumber kutipan bisa dilakukan secara langsung pada bagian kutipan itu sendiri atau pada bagian akhir karya itu sebagai daftar pustaka.
Pustaka acuan (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagai karangan yang disertainya. Unsur-unsur pustaka acuan meliputi;
1.    Nama pengarang, yang dikutip secara terbalik
2.    Judul buku, termasuk judul tambahannya
3.    Data publikasi, yang meliputi penerbit, kota terbit, tahun terbit
4.    Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun penerbit.
Contoh:
Kosasih, Engkjos. 2003. Kopetensi Ketatabahasaan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
1)   Nama keluarga (Kosasih) ditulis lebih dulu, kemudian diikuti nama kecilnya (Engkos).
a.    Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak dibalik.
b.    Jika buku itu disusun oleh banyak orang, nama pengarang pertama yang dicatumkan dan setelahnya diberi keterangan dkk, yang artinya dan kawan-kawan.
c.    Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
d.   Jika buku itu merupakan editorial (bukan rampai), nama editor itu yang dipakai. Dibelakang nama editor diberi keterangan (ed), “editor”.
e.    Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
f.     Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan urut awal nama belakang pengarang.
2)   Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang.
3)   Jika pada tahun yang sama, pengarang itu menerbitkan dua buku dan kedua bukunya itu dijadikan daftar pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya 1990a, 1990b, dan seterusnya.
4)   Judul buku harus diberi garis bawah atau dicetak miring. Jika buku itu terjemahan, maka setelah judul buku diberi keterangan (terjemahan).
5)   Urutan data penerbit, didahului kota penerbit yang kemudian nama penerbit (Bandung: Yrama Widya).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar